
Sampah (PLTSa) Benowo, Surabaya, menyumbang energi bersih 166,1 gigawatt jam (GWh).
Hal tersebut disampaikan General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur Ahmad Mustaqir, sebagaimana dilansir Antara.
“PLTSa Benowo ini merupakan wujud nyata kolaborasi PLN dengan pemerintah kota Surabaya untuk mendukung energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan,” kata Mustaqir di Surabaya, Jawa Timur, Senin (21/4/2025).
Mustaqir menuturkan, pembangkit ini merupakan program pemerintah dalam percepatan pembangunan instalasi pengolah sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan.
Pembangkit tersebut memiliki dua pembangkit. Satu pembangkit dengan sistem sanitary landfill berkapasitas 1,65 megawatt (MW) beroperasi sejak 30 November 2015.
Pembangkit satunya adalah sistem gasifikasi bgerkapasitas 9 MW yang beroperasi sejak 10 Maret 2021.
“Setiap tahunnya, PLTSa ini berkontribusi memasok energi bersih sekitar 5,5 GWh dan 30 GWh untuk masing-masing pembangkitnya,” ujar Mustaqir.
Di PLTSa Benowo, sebanyak 600 ton sampah per hari diolah untuk dijadikan energi listrik dengan sistem sanitary landfill atau pemanfaatan gas metana.
Sedangkan 1.000 ton sisanya diolah dengan metode gasifikasi yakni pembakaran sampah pada suhu tinggi untuk menghasilkan panas yang kemudian dikonversi menjadi listrik.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah melakukan kunjungan kerja ke PLTSa Benowo pada Rabu (16/4/2025).
AHY mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim dalam mendorong teknologi pengelolaan sampah dan berharap PLTSa Benowo dapat ditiru daerah lain.
Meski telah menunjukkan hasil positif, PLN tetap berkomitmen secara konsisten untuk terus menambah bauran energi terbarukan.
Di Jawa Timur, suplai energi terbarukan tercatat 295 MW atau sekitar 3,37 persen dari bauran energi total yang terdiri dari pembangkit listrik tenaga air, mikrohidro, surya, gas uap, hingga sampah.
No responses yet